Saat fafar intelektual muslim memancar ke segenap penjuru bumi, nama-nama ilmuwan Islam tercatat dengan tinta emas dari lembar abad ke abad. Mereka datang dari berbagai disiplin ilmu, dengan penguasaan pengetahuan yang mengagumkan, diiringi berbagai penemuan yang mencengangkan.
Dari deretan nama-nama besar itu, tercatatlah Abu Ubayd Al
Bakri sebagai seorang geografer terbesar abad XI atau bertepatan dengan abad
ke-5 H. Selain menguasai ilmu geografi, beliau juga mahir dalam disiplin ilmu
botani, filologi, dan bibliofil atau pecinta buku.
Beliau merupakan putra seorang penguasa kerajaan kecil di
Pesisir Atlantik, sebelah selatan Semenanjung Iberia dan sebelah barat Niebla (Labla).
Kerajaan yang bertajuk Huelva dan Saltes ini didirkan pada 403 H atau 1012 M.
Dari kampung halamannya inilah, Abu Ubayd memulai pengembaraan ilmiahnya.
Ilmuwan yang tidak banyak terungkap tentang detil hidupnya ini berguru pada
tokoh-tokoh terkemuka. Satu diantaranya Abu Marwan bin Hayyan yang merupakan ahli
tarikh. Dalam rentang waktu tidak begitu lama, nama beliau pun segera meroket
sebagai penulis terkenal.
Putra Izza Ad Dwala ini menyusun dua buah buku geografi
monumental yang membuat namanya terkenal di jazirah Arab. Buku dengan titel
"Mu'jamma Ista'jam" merupakan sebuah daftar toponyms (nama-nama
tempat) yang sebagian besar terletak di Jazirah Arab. Sebagai pengantar
bukunya, beliau memaparkan setting geografis Arab zaman dulu secara menarik
disertai pemukiman dari masing-masing suku bangsa yang terkenal waktu itu.
Karya monumental lainnya berjudul "Al Masalik wa Al
Mamalik". Hasil curah gagasannya yang satu ini terdiri dari beberapa jilid
yang secara sendiri-sendiri membahas satu tema pokok. Jilid pengantarnya
terbagi dalam geografi umum, muslim, dan non muslim. Walau tidak diterbitkan
secara utuh, tetapi bagian yang menyangkut muslim barat telah lama diketahui
lewat penerbitan dan terjemahan bahasa Prancis oleh Mac Guckin de Slane.
Pada 1831 M, Quatremere di Paris telah menerbitkan beberapa
bagian Al Masalik. Penerbitan ini juga didahului oleh penerjemahan singkat Al
Masalik, masih oleh Quatremere. Bagian ini berisi materi yang berhubungan
dengan Andalusia. Selain itu, kutipan-kutipan Al Masalik termasuk dalam sebuah
kompilasi sejarah Geografis berjudul "Ar Rawd Al Mikhtar" yang
ditulis oleh Ibnu Abdul Mun'im Al Himyari as Sabri.
Masih dalam disiplin geografi, buku lain yang beliau tulis
adalah "Itineraries and Kingdoms" atau "Rencana-rencana
Perjalanan dan Kerajaan-kerajaan". Buku ini tidak hanya memuat keterangan-keterangan
dan faktor-faktor yang bersifat geografis, tetapi juga mencakup uraian
komprehensif mengenai politik, sosial historis, bahkan etnografi (ilmu
bangsa-bangsa).
Walau hal ini pernah idsinggung dalam Al Masalik, tetapi
paling tidak mempunyai nilai informasi yang sangat berharga. Buku ini
mengandung pemikiran-pemikiran metodis dan pertanyaan pokok yang harus dijawab
juga gambaran tentang sketsa-sketsa historis yang sebelumnya tidak pernah
diungkap.
Kecemerlangan Abu Ubayd di bidang geografi juga tercermin
dalam karya-karya yang berbentuk laporan mengenai Al Idrisi dan Al Moravid.
Laporan ini masih dianggap sebagai bahan yang paling dapat diandalkan bagi
suatu dokumentasi mengenai asal-usul kedua dinasti tersebut. Gambaran tentang
Ifikriya, Maghribi, dan Sudan juga dikupas dengan menarik.
Karya-karya lainnya tersebar diluar disiplin ilmu geografi,
terutama di bidang ilmu botani. Tulisan "Kitab An Nabat" menjadi
rujukan kaum naturalist (penyelidik alam), tidak hanya di Andalusia tetapi juga
di luar Andalusia. Bahkan penulis buku "Umdat At Tabib fi Syarh Al
Ashab", Ibnu Abdu Al Ishbili, menjadikan buku ini sebagai narasumber tulisannya.
Permata ilmu yang ditinggalkan ilmuwan ini menjadi pelita
intelektual para ilmuwan berikutnya. Perjalanan keilmuwan beliau berakhir
ketika Yang Mahakuasa memanggilnya. Beliau menutup mata pada bulan Syawwal 487
H atau bertepatan dengan November 1094 M di Kordoba.
Tag :
Tokoh
0 Komentar untuk "Abu Ubay Al Bakri Geografer Abad XI"