Pada 1965 M timbullah pemberontakan Gestapu P.K.I di bantu sebagian P.N.I, Partindo dan Baperki, dibunuhlah tujuh orang jendral T.N.I dan diduga mereka itu anak buah Syahrir karena Soekarno acuh tak acuh. Soekarno jatuh dan Soeharto berdiri atas perjuangan Orde Baru, Islam kalah siasat dan akhirnya Orde Baru dikuasai kaum sosialis yang anti pati terhadap Islam, sedikit demi sedikit Islam pun dikikis dengan mengeluarkan undang-undang yang mempersempit ruang gerak Islam itu.
Gerakan Freemasonry mendirikan
markasnya di Jakarta sebagai dewan penasehat pemerintah dalam segi strategi
Nasional. Muncul pula Lions Club, Rotary Club dsbnya.
Pemerintah Indonesia pun akhirnya
terpenga-ruhlah, Partai-partai Islam disatukan dan di larang berasas Islam,
tabligh-tabligh dikekang, organisasi Islam tandingan pun muncul dan semuanya dihimpun
dalam Golongan Karya.
Aliran kepercayaan yang berpedoman Tri
Ratna:
1. Bertuhan Tanpa Agama
2. Bertakwa Tanpa Syara’
3. Wangsit Tanpa Nabi
Diperkuat dengan G.B.H.N.
Menurut majalah Kabana terbitan 1972
no 48 Freemasonry Indonesia mengadakan musyawarah, pada 16 September 1972 di
Singapura, dan hasil keputusannya itu dinamakan Panca Karsa Utama.
1. Wahana Tanpa Daya, semua partai
politik di Indonesia itu hanya nama dan tidak berkekuatan.
2. Triyana Tunggal Sila, segala partai
politik harus berazas tunggal “Pancasila”, Partai Islam,
Katolik, Protestan harus lenyap dan
agama dilarang mewarnai politik, semua partai itu di himpun menjadi tiga partai
yang satu asas dan yang satu tujuan.
Sirna Sangga Kawasa Negara, semua
organisasi masa harus berasas dan bertujuan tunggal Pancasila harus bersifat
terbuka dan tidak boleh membeda-bedakan agama karena membeda-bedakan agama itu
terbelakang menghambat pembangunan.
Semua organisasi keagamaan diharapkan
hilang, segala istilah telah mulai dihilangkan diantaranya yang mempergunakan
nama-nama Islam segala adat yang dianggap kearab-araban mulai dilarang seperti
jilbab dan sebagainya.
Aliran kepercayaan diperkuat, zakat
fitrah digiatkan untuk kepentingan pembangunan sekuler, agar menina bobokkan
umat Islam di-selenggarakan musabaqah agar uang umat Islam tidak dipergunakan
untuk kepentingan dakwah dan tabligh.
Bhineka Agama Miraga Tunggal, segala
agama itu diharapkan berpusi menjadi satu dalam tempat ibadah yang satu Wisma
Bhakti Pancasila, mem-beda-bedakan agama dilarang ketat, kuburan pun hanya satu
tempat artinya di satu tempatkan.
Negara Utama, ialah terwujudnya negara
Indonesia yang subur makmur dengan berazas tunggal, berkepercayaan tunggal
karena telah dijalankan pembauran dalam segala bidang: bangsa, suku dan agama.
Maka mereka mengadakan perubahan dan
menuju pada cita-citanya ini setingkat dari setingkat, sehingga tidak terasa
dan berhasillah gerakan “Freemasonry menguasai segalanya itu”.22)
0 Komentar untuk "Pengaruh Zionisme & Freemasonry pada masa rezim Soeharto"