Walaupun orang muda
zaman sekarang agak "alergi" dengan musik keroncong karena dianggap sudah
ketinggalan zaman. Mereka lebih menyukai musik pop yang lebih modern. Tapi,
musik pop yang digandrungi kaum muda ternyata punya kaitan garis keturunan
dengan lagu-Iagu "kuno" ini. Cikal bakal lagu pop Indonesia memang
bisa dilacak sampai keroncong.
Salah satu ikon
perubahan itu adalah Kusbini, kelahiran Mojokerto, 1906.
Dulu lagu-Iagu keroncong
dimainkan oleh kalangan mardjiker yang bermukim di kawasan Tugu, Jakarta Utara.
Kusbini banyak herkreasi mengubah lagu-Iagu pop Amerika. Hasil recycle musik
seperti ini banyak mewarnai festival keroncong di Pasar Gambir. "Ia
memainkan Serenata-nya Toselli, Trail of the Lonsome Pine, dan The Broken
Melody yang diganti judul-judulnya dalam bahasa Indonesia. Dalam jangka waktu
30 tahun, orang mengira lagu-Iagu itu adalah lagu Indonesia," tulis Remy
Silado, penulis dan peneliti musik dalam Ensiklopedi Musik.
Sedikit demi sedikit,
keroncong melahirkan apa yang kini menjadi lagu pop Indonesia. Sementara keroncong
sendiri merebak menjadi berbagai genre.
Kusbini dikenal
sebagai sosok yang humoris. Di zaman pendudukan Jepang ia sudah memimpin orkes sekaligus
pemain biola pada Hoso Kanri Kyoko, radio Jepang yang kemudian menjadi RRI.
Selain itu musisi "tempo doeloe" ini juga pandai bermain gitar, plus
mencipta lagu. Meski bisa dibilang sebagai "nenek moyang" musik pop,
Kusbini lebih dikenal sebagai pencipta lagu nasional Bagimu Negeri. Kontribusinya
bagi pengembangan musik juga ia telurkan lewat sejumlah buku, seperti Kumpulan
Lagu-Iagu Keroncong Indonesia, Sejarah Seni Musik Indonesia, Diktat Gitar,
Diktat Vokal, dan lain lain.
Kusbini meninggal
dunia di Yogyakarta pada tahun 1991. Sebagai "penghormatan", Pemda
Yogyakarta mengubah nama jalan di depan rumahnya menjadi Jalan Kusbini. Untuk
meneruskan pengabdiannya dalam seni musik, ia meninggalkan SOSI (Sekolah Olah
Seni Indonesia) yang diasuh dan diteruskan oleh anak-anaknya.
0 Komentar untuk "Kusbini dan Asal Mula Musik Pop Indonesia"