Kebijakan Menteri Susi Beraroma Negatif



Sebagai akibat terjadinya pemutusan hubungan kerja di sektor perikanan, jumlah pengangguran di Sulawesi Utara (Sulut) mengalami peningkatan pada Februari 2015.  “Pengangguran di Sulut mengalami kenaikan akibat pemutusan hubungan kerja di sektor pangan perikanan pada awal 2015 yang cukup banyak,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Faizal Anwar, beberapa hari lalu, di Sulut.

Terkait dengan kenaikan angka pengangguran, Faizal mengatakan, kebijakan pemerintah pusat yang melarang transhipment kapal ikan dan larangan lainnya, membuat banyak perusahaan perikanan di Sulut merumahkan sebagian besar karyawannya. Sehingga meningkatlah angka pengangguran di daerah tersebut.

“Pengangguran di sektor perikanan pada awal tahun memang mengalami peningkatan sehingga memicu tingkat pengangguran terbuka (TPT) Sulut pada Februari 2015, yang mencapai 8,69%,” jelasnya.
TPT sebesar 8,69% mengalami kenaikan dibanding TPT Agustus 2014 yang hanya sebesar 7,54%. “Hingga Februari 2015, jumlah pengangguran di Sulut mengalami kenaikan sebanyak 22.600 orang bila dibanding jumlah pengangguran pada Februari 2015,” ungkap Faizal.

Tercatat, pengangguran Sulut Februari 2015 bertambah 18.400, dibanding dengan Februari 2014. “Jadi, hingga Februari 2015 jumlah pengangguran Sulut mencapai 102.600 orang lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, yang hanya 84.200 orang,” pungkas Faizal.



Sumber: Jitunews.com
Tag : Indonesia
0 Komentar untuk "Kebijakan Menteri Susi Beraroma Negatif"

Back To Top