Aktivis Indonesia - Jabir
ibnu Hayyan (721-815 H) di Barat dikenal dengan nama Geber. Sampai akhir abad
17, ia bersama dengan Zakaria Razi
sangat menonjol sebagai ahli kimia termasyhur yang dihasilkan abad pertengahan.
Anak seorang penjual obat di Kufah (Irak) ini juga merupakan seorang sufi.
Dalam
penemuannya, Jabir membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan.
Ia
menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan
kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan
oksidasi-reduksi. Jabir pula menyiapkan tekniknya, mirip semua 'technique'
kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana
basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dia pula yang pertama
mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.
Khusus
menyangkut fungsi dua ilmu dasar kimia, yakni kalsinasi dan reduksi, Jabir menjelaskan,
untuk mengembangkan kedua dasar ilmu itu, pertama yang harus dilakukan adalah
mendata kembali dengan metoda-metoda yang lebih sempurna, yakni metoda penguapan,
sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran. Setelah itu, memodifikasi
dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah
sejak awal abad ke-18 M. Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih
dahulu melakukan riset dan eksperimen.
Dalam
bidang kimia, karya Jabir ibnu Hayyan mencapai lebih 500 buah, tapi hanya beberapa
yang sampai pada zaman Renaissance. Di antara bukunya yang terkenal adalah Al
Hikmah Al Falsafiyah, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Summa Perfectionis.
Dalam
buku ini, antara lain dikemukakan reaksi kimia: ''Air raksa (merkuri) dan
belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal, tetapi adalah salah
menganggap bahwa produk ini sama sekali baru dan merkuri serta sulfur berubah
keseluruhannya secara lengkap. Yang benar adalah bahwa keduanya mempertahankan
karakteristik alaminya, dan segala yang terjadi adalah sebagian dari kedua
bahan itu berinteraksi dan bercampur sedemikian rupa sehingga tidak mungkin
membedakannya secara seksama.''
''Jika
dihendaki memisahkan bagian-bagian terkecil dari dua kategori itu oleh
instrument khusus, maka akan tampak bahwa tiap elemen (unsur) mempertahankan
karakteristik teoretisnya. Hasilnya adalah suatu kombinasi kimiawi antara unsur
yang terdapat dalam keadaan keterkaitan permanen tanpa perubahan karakteristik
dari masing-masing unsur.''
Ide-ide
eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat
kimia.
Tag :
Tokoh
0 Komentar untuk "Jabir ibnu Hayyan Si Ahli Kimia"