Upaya untuk memaharni
karakteristik masyarakat Indonesia telah banyak dilakukan oleh sarjana Barat,
namun nama Clifford Geertz mendapatkan tempat yang istimewa. Pengaruh Geertz
sangat terasa pada zamannya, karena analisisnya dinilai yang paling tajam dan
mendekati kenyataan.
Dalam sejarah
nasional, Jawa menduduki porsi terbanyak dalam pengaruhnya bagi perkembangan bangsa.
Masyarakat Jawa digolongkan oleh Clifford Geertz menjadi tiga golongan besar, yaitu
santri, priyayi dan abangan. Tipologi ini didasari keyakinan agama, nilai etis,
dan ideologi politiknya. Sepanjang beberapa dekade, tipologi Geertz mampu
digunakan sebagai landasan teori dalam memberi penjelasan tentang gejala sosial
dan politik di tanah air. Dalam The Religion of Java, karya masterpiece Geertz
yang terbit pada 1960, ia mempopulerkan konsep afiliasi politik aliran dan
istilah primordialisme.
Lelaki tegap berjanggut
lebat ini lahir di San Francisco, California pada 23 Agustus 1926. Sebelum menekuni
antropologi, Geertz sempat menjadi prajurit Angkatan Laut Amerika Serikat.
Seusai Perang Dunia II, ia kuliah di Antioch College, Ohio, dan meraih gelar
sarjana pada tahun 1950. Enam tahun kemudian ia meraih gelar doktor dari
Harvard University.
Sampai akhir 1970-an,
Geertz mengajar University of Chicago. Pada tahun yang sarna, ia dikukuhkan sebagai
Guru Besar di Institute for Advanced Study di Universitas Princeton.
Geertz adalah
penganut aliran antropologi simbolis. Karena itu dalam studi dan diskusi
teorinya, ia mencoba masuk dalam konteks tata nilai para pelakunya.
Ia tidak sekadar
melihat gejala sosial yang tampak di permukaan. Selain Indonesia, ilmuwan besar
ini juga meneliti antropologi budaya di berbagai negara. Beberapa buku karyanya
a.I. Peddlers and Prince, Agricultural Involution, Islam Observed Person, Time
and Conduct in Bali, The Interpretation of Cultures, Local Knowledge: Further
Essays in Interpretative Anthropology, Works and Lives: The Anthropologist as
Author dan After the Fact.
Geertz dianggap terlalu
menggeneralisasi pandangan tentang kebudayaan Jawa. Hasil penelitiannya di Desa
Mojokuto (konon sebenarnya adalah daerah Pare di Kediri), tak cukup lagi untuk
meneropong realitas di abad 21. Perkembangan zaman membuat tipologi Geertz
menjadi aus. Akan tetapi, ia tetap memiliki sumbangan besar untuk menganalisis
realitas yang terjadi dalarn masyarakat kita.
0 Komentar untuk "Clifford Geertz Sang Antropolog"