Aktivis Indonesia - Siapa
yang tidak kenal nama Ibnu Khaldun. Kebanyakan dari kita pasti tahu atau sering
membaca namanya. Namanya sering dipakai untuk nama sekolah atau perguruan.
Tentu saja orang tidak akan sembarang memilih nama untuk sekolah atau
perguruannya. Ibnu Khaldun, kalau ia masih hidup tentu tidak akan menyangka
namanya begitu universal digunakan orang.
Ibnu
Khaldun secara luas dikenal sebagai peletak batu pertama alias pelopor dan sekaligus
bapak ilmu sosiologi dan sejarah sains. Dan ia lebih dikenal lagi karena buku Muqaddimah-nya
atau di Barat sana dikenal dengan 'Prolegomena'.
Ibnu
Khaldun sebenarnya punya nama asli Abdullah al Rahman Ibnu Muhammad. Lahir di
Tunisia dari keluarga kelas bangsawan di tahun 723 Hijriah atau tahun 1332 SM.
Keluarganya
sendiri bukan berasal dari Tunisia, mereka hijrah ke Tunisia dari Seville, wilayah
Spanyol yang berpenduduk Islam.
Ibnu
Khaldun banyak belajar di Tunisia dan Fez , ia mempelajari Qur'an, Hadits,
cabang-cabang ilmu Islam lainnya seperti ilmu teologi dialektikal dan
hukum-hukum Islam.
Dengan
semangat belajar dan keingintahuannya yang besar, ia juga mempelajari matematika,
astronomi, filosofi dan literatur Arab. Ini yang menjadikannya dalam usia belasan
sudah bekerja pada Sultan Barquq, seorang Kaisar di Mesir.
Sebelum
dikenal sebagai penulis buku yang kelak menjadi adi karya dalam sejarah dunia, Ibnu
Khaldun banyak menghabiskan waktu, tenaga dan kepandaiannya bergelut dengan dunia
politik praktis. Ia bekerja untuk pemerintah Tunisia dan Fez (Maroko), Granada (Islam
Spayol) dan Biaja (di Afrika Utara). Tahun 1375 ia mengasingkan diri ke
Granada, Spanyol, dari Afrika Utara karena melarikan diri dari Turmoil di
Afrika Utara.
Sayangnya,
karena kegiatan politiknya di masa lalu, pemerintah Granada menolaknya. Ibnu
Khaldun kemudian menuju Aljazair. Selama empat tahun ia tinggal di sebuah desa kecil
bernama Qalat Ibnu Salama. Di sana pula ia mulai menulis Muqaddimah. Karya ini kelak
menempatkan namanya di antara nama-nama besar sejarawan, sosiolog dan filosof dunia.
Muqaddimah
telah membuat intelektual dunia dulu dan kini, di Timur dan Barat gelenggeleng kepala
dibuatnya. Hasil pemikirannya yang sangat cemerlang, ditulisnya dalam buku itu.
Bagian pertama bukunya, Al 'Ibar, sangat tajam, rasional dan analitik meninjau masalah-masalah
manusia dan sejarah.
Pada
buku inilah Ibnu Khaldun, menurut banyak intelektual dunia, telah memberi arah pada
ilmu-ilmu psikologi, ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. Beliau juga menganalisa
hubungan dinamis dan menggambarkan perasan-perasaan antar manusia. Al 'Asabiyya,
memberi pandangan baru pada kekuatan penduduk dan politik.
Ibnu
Khaldun selain terkenal sebagai penulis sejarah dan manusia, dikenal juga
sebagai seorang kritikus sejarah yang disegani. Ia pula yang mengenalkan ilmu
analisa tentang peradaban manusia. Tak hanya itu faktor-faktor yang mendukung
ilmu analisa ia kenalkan pula.
Karena
hal in pula ia menemukan ilmu-ilmu baru yang berkaitan dengan perdaban manusia.
Misalnya, ilmu pembangunan sosial yang saat ini biasa kita sebut dengan ilmu
sosiologi.
Ada satu
satu pernyataan atau argumen Ibnu Khaldun yang sampai saat ini masih dibuat pijakan
banyak ilmuwan. "Sejarah ada subyek menuju hukum-hukum universal,"
begitu katanya. Ini adalah satu contoh bagaimana Ibnu Khaldun dijadikan rujukan
dunia sosiologi internasional.
Pemikiran-pemikiran
Ibnu Khaldun saat itu sebenarnya sudah sangat maju, misalnya saja ia
berpendapat bahwa kehidupan beragama adalah satu hal pokok yang mampu menyatukan
jazirah Arab saat itu. Tahu sendiri kan, berapa banyak suku dan bani yang ada
di sana. Apalagi tipikal orang padang pasir kan panas-panas bawaannya.
Tak
hanya itu, Ibnu Khaldun pun jauh hari sudah menyimpulkan beberapa penyebab kehancuran
sebuah negara atau pemerintahan. "Ketidakadilan, kekecewaan rakyat dan tirani
adalah langkah awal kehancuran sebuah negara," begitu katanya. Dan saat
ini banyak contoh yang bisa kita lihat betapa tiga hal yang disebutkan Ibnu
Khaldun berabad-abad lalu benar adanya.
Selain
sebagai sejarawan dan sosiolog, Ibnu Khaldun dikenal pula sebagai seorang pioneer
atau perintis pendidikan modern. Ia seorang yang sangat percaya pada kekuatan akal
bukan kekuatan fisik. Menurutnya kekuatan fisik hanya membuat seseorang menjadi
malas, hipokrit dan pembohong besar. Akal yes, okol no!
Ibnu
Khaldun hidup di Mesir pada zaman Mesir sedang mengalami kemerosotan.
Pendidikannya
anjlok, moralnya bobrok dan sebagian besar masyarakat tidak merasa perlu
belajar dan berhati-hati. Ini yang membuat Ibnu Khaldun banyak menghabiskan waktu
mengumpulkan data, mengingatkan orang tentang pentingnya peradaban.
Pemikiran
dan analisa Ibnu Khaldun, kelak banyak memberikan warna dan pengaruh pada dunia
ilmu sosial, politik, sejarah, filosofi dan pendidikan. Kini berabad-abad setelah
ia wafat, pemikirannya yang cemerlang serta idenya yang brilian masih bisa kita
rasakan. Satu hal yang menjadikannya seperti itu, ia belajar Islam dengan
benar.
Ternyata
kebaikan dan ilmu, mampu mengalahkan umur manusia yang hanya sejengkal.
[masjid_annahl]
Tag :
Tokoh
0 Komentar untuk "Tentang Ibnu Khaldun"