"Hamka bukan hanya milik bangsa
Indonesia, tetapi kebanggaan bangsa-bangsl1 Asia Tenggara."
Begitulah kata mantan
Perdana Menteri Malaysia, Tun Abdul Razak. Nama besar Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (Hamka) memang tidak hanya terbatas di wilayah nusantara, tetapi juga
bergaung di seluruh Asia Tenggara.
Sang ulama ini lahir
di Maninjau, Sumatera Barat, pada 16 Februari 1908. la adalah salah seorang murid
tokoh pergerakan Islam, H.O.S. Tjokroaminoto.
Tidak mengherankan
kalau ia tumbuh dalam naungan kaidah-kaidah Islam. Hamka dikenal sebagai salah
satu tokoh organisasi Islam modern Muhammadiyah.
Bahkan Hamka bisa
disebut sebagai tokoh utama berdirinya organisasi itu di wilayah Sumatera Barat.
"Muhammadiyah itu lahir di Yogynkarta, tapi dibesarkan di Sumatera
Barat," demikian ia pernah berkata.
Hamka dikenal sebagai
ulama dan tokoh masyarakat yang bersih. Nalurinya yang bersih itu membuat Hamka
menjadi sosok yang paling keras menentang kebijakan Bung Karno untuk menerapkan
Demokrasi Terpimpin. Meskipun ia adalah anggota Konstituante (1955), tetapi
kritiknya dalam sidang Konstituante di Bandung tak digubris. Sistem demokrasi ultra
absolut ini tetap dijalankan. Protesnya berbuah pemberangusan. Pada tahun 1964,
Hamka ditangkap tanpa pernah diadili dan baru dibebaskan setelah pemerintahan
Orde Lama tumbang.
Selama dalam tahanan,
dia sempat menyelesaikan tafsir Alquran yang dikenal dengan nama Tafsir AI-Azhar.
Sepuluh tahun (1974) kemudian ia menerima gelar doktor honoris causa dari Universitas
Kebangsaan Malaysia.
0 Komentar untuk "Hamka Ulama dan Tokoh Masyarakat"