Dunia Islam benar-benar sebuah peradaban yang lengkap jika
kita mau mempelajarinya.
Dari obat-obatan sampai matematika ada di dalamnya, begitu
juga para ahlinya. Di antara kita, banyak sekali yang mengenal dan mungkin
pernah belajar satu teori matematika yang bernama Algoritma. Sebuah teori yang
mempermudah manusia menghitung dalam jumlah besar dengan menggunakan sistem
decimal. Jika kita pernah mempelajari, ada satu pertanyaan menarik, pernahkah
kita tahu siapa yang pertama kali menemukan dan memperkenalkan rumus Algoritma?
Tak lain dan tak bukan adalah orang-orang Islam.
Adalah Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi, seorang
intelektual Islam yang lahir pada tahun 770 Masehi, di sebuah kota bernama
Khawarizmi. Tak ada data yang pasti tentang tanggal dan kapan tepatnya Al Khawarizmi
dilahirkan. Khawarizmi adalah sebuah kota kecil sederhana di pinggiran sungai Oxus,
tepatnya di bagian selatan sungai itu. Sungai Oxus adalah satu sungai yang
mengalir panjang dan membelah negara Uzbekistan.
Uzbekistan, adalah sebuah negara muslim yang besar sebelum
tentara Rusia mengambil alih dan menggempur daerah itu pada tahun 1873. Ratusan
tahun lebih Uzbekistan berada dalam tatanan pemerintahan Islam dengan penduduk
mayoritas Islam yang hidup makmur dengan rahmat melimpah. Tapi rupanya, hal ini
membuat orang-orang Rusia mulai melirik Uzbekistan menjadi satu di antara
banyak negara jajahannya.
Itulah kenapa Al Khawarizmi dipanggil dengan sebutan Al
Khawarizmi, untuk menunjukkan tempat awal dilahirkannya tokoh kita kali ini.
Pada saat Al Khawarizmi masih kecil, kedua orang tuanya berimigran, pindah dari
Uzbekistan menuju Baghdad, Irak. Saat itu Irak di bawah pemerintahan Khalifah
Al Ma'mun yang memerintah sepanjang tahun 813 sampai 833.
Kelak di kota inilah lahir sebuah konsep matematika yang
oleh orang Barat dan kita di sini sekarang, menyebutnya sebagai Algoritma.
Entah bagaimana awalnya sampai menjadi Algoritma, tapi yang jelas ia berasal
dari kata Al Khawarizmi. Mungkin orang-orang Barat dengan lidahnya terlalu
sulit menyebutkan dengan fasih kata Al Khawarizmi sehingga menjadi Algoritma.
Al Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang
pernah dilahirkan Islam dan disumbangkan pada peradaban dunia. Dan mungkin tak
seratus tahun sekali akan lahir ke dunia orang-orang seperti dia. Meski namanya
dikenal sebagai seorang ahli dalam bidang matematika, sebenarnya ia juga ahli
dalam bidang yang lain. Al Khawarizmi juga seorang astronomi, ia juga seorang
yang ahli dalam ilmu geografi dan segala seluk belum tentang tanah dan bumi.
Ini yang menarik dalam Islam, seorang tokoh yang ahli dan
dikenal dalam satu bidang, selalu saja ahli pula dalam bidang yang lain. Ada
kesimpulan yang bisa ditarik dari sini, bahwa Islam adalah sebuah tatanan
menyeluruh yang tak terpisahkan. Belajar matematika tak lepas pula belajar
astronomi. Belajar astronomi tak ketinggalan pula belajar tentang keindahan
alam dan itu tak terlepas pula dari pelajaran tauhid. Bahwa kedahsyatan alam ini
tercipta karena kebesaran Allah pada manusia dan semesta.
Al Khawarizmi selain terkenal dengan teori Algoritmanya, ia
juga dikenal sebagai seorang yang membangun teori-teori matematika lain, di
antaranya Aljabar. Salah satu kehebatan Al Khawarizmi adalah, ia tak hanya
mengenali satu hal sebagai subyek saja,
tapi ia juga mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam
subyek tersebut. Dunia benar-benar tak bisa lepas dari jasa-jasa orang-orang
Islam.
Aljabar diambil dari kata depan judul buku yang dikarang
oleh Al Khawarizmi, "Al Jabr wa Al Muqabilah". Dalam buku ini ia
merumuskan dan menjelaskan secara detail table trigonometri yang biasa kita
pelajari saat ini. Tak hanya itu, jika kita pelajari secara detail, buku ini
ternyata mengenalkan teori-teori kalkulus dasar dengan gampang.
Selain karya-karyanya di bidang matematika, Al Khawarizmi
juga melahirkan karya dalam bidang astronomi. Ia membuat tabel yang
mengelompokkan ilmu perbintangan ini.
Pada awal abad 12, karya-karya Al Khawarizmi diterjemahkan
ke dalam bahasa lain, dan yang pertama kali adalah bahasa latin oleh Adelard of
bath dan Gerard of Cremona. Kitakita itu adalah, The Treatise of Arithmetic, Al
Muqala fi Hisab Al Jabr wa Al Muqabilah. Di banyak universitas di Eropa,
buku-buku karya Al Khawarizmi masih menjadi acuan dan text book untuk mahasiswa
di sana sampai pertengahan abad ke enam belas. Karyakaryanya, setelah di
terjemahkan dalam bahasa Latin, kemudian menyusul bahasa-bahasa lain seperti
bahasa-bahasa yang digunakan di Eropa dan terakhir diterjemahkan dalam
bahasa Cina.
Dalam bidang astronomi pun, Al Khawarizmi menyumbangkan
karya-karya besarnya yang tak terbatas. Begitu juga dalam bidang geografi, ia
membuat koreksi-koreksi mendasar pada pemikiran filsuf Yunani tentang geografi.
Dalam sejarah tercatat tujuh puluh orang yang ahli dalam bidang geografi
bekerja di bawah koordinasi Al Khawarizmi. Grup ini kemudian melahirkan peta
bumi yang kita kenal sebagai globe untuk pertama kali. Karya ini dikenal dunia
pada tahun 830 masehi.
Sepuluh tahun kemudian, tahun 840, Al Khawarizmi meninggal
dunia dengan warisannya khazanah dalam ilmu pengetahuan dunia. Kita yang masih
hidup saat ini, tak bisa berbicara matematika tanpa menyebut nama Al
Khawarizmi. Kita juga tak bisa bersenang-senang, tanpa mengucapkan terima kasih
pada Al Khawarizmi saat mempermainkan bola dunia alias globe. Tapi yang lebih
penting dari itu adalah,
bagaimana caranya kita semua, mampu menjadi seperti dia.
Menerangi dunia dan memberi pencerahan dengan Ilmu-ilmu Islam. Kita pasti bisa!
(NN).
Tag :
Tokoh
0 Komentar untuk "Al Khawarizmi (Penemu Algoritma)"